Tari Wanita Kerajaan: Nama-Nama Tari Daerah, Gambar Tari Daerah, dan Penjelasan Tari Daerah – Tari adalah seni dan budaya dari Indonesia yang harus kita lestarikan keberadaannya. Keanekaragaman seni dan budaya ini telah sepantasnya dipertahankan.
Nyaris DI setiap wilayah mempunyai tarian yang menggambarkan budayanya sendiri-sendiri. Bahkan juga, pada sebuah wilayah yang kemungkinan mempunyai beberapa macam tarian dengan ciri khasnya sendiri.
Di bawa ini adalah beberapa tari yang berasal dari berbagai daerah yang ditulis lengkap dengan gambar, asal tari dan penjelasannya. Silakan disimak.
DAFTAR ISI
Tari Gending Sriwijaya

Tari Gending Sriwijaya sebagai tari yang menggambarkan keceriaan gadis-gadis Palembang saat menerima tamu yang dimuliakan atau tamu spesial. Tepak yang berisi kapur, sirih, pinang dan ramuan yang lain disembahkan sebagai pernyataan rasa berbahagia, Tari Gending Sriwijaya disertai Gamelan dan lagu Gending Sriwijaya.
Tari Gending Sriwijaya pertama kalinya dipentaskan didepan umum di tanggal 2 Agustus 1945. Tepatnya di halaman Mushola Agung Palembang, yakni saat penerapan upacara penyambutan kehadiran M. Syafei, Ketua Sumatora Tyuo In (Dewan Perwakilan Rakyat Sumatra) dan Djamaluddin Adinegoro (Ketua Dewan Harian Sumatera ).
Di saat pergelaran tari Gending Sriwijaya pertama kalinya, tari Gending Sriwijaya diadakan dan ditampilkan oleh 9 penari, diantaranya adalah Siti Nuraini, Rogayah H, Delima A. Rozak, Thfah, Halimah, Busron, Darni, Emma dan Tuti Zahara.
Tarian yang unik ini menggambarkan sikap tuan-rumah yang ramah, senang dan berbahagia, ikhlas dan terbuka pada tamu yang spesial. Tarian digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Tradisi Aesan Besar, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai.
Mereka sebagai penari pokok yang dijaga dua penari yang lain bawa payung dan tombak. Sedangkan di belakangnya ada vokalis Gending Sriwijaya. Tetapi sekarang ini peranan vokalis dan musik pendamping ini telah semakin banyak diganti tape recorder yang pada mulanya musik pendamping ini terbagi dalam gamelan dan gong.
Sedang peranan ajudan kadang dihilangkan, khususnya jika tarian itu ditampilkan dalam gedung atau pentas tertutup. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk disembahkan ke tamu spesial yang tiba, disertai dua penari yang membawa pridon dibuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih ini pada awalnya dilaksanakan oleh putri saja. Sultan atau bangsawan.
Tari Dewi Sekartaji

Tari Dewi Sekartaji ialah sebuah tarian yang bercerita mengenai perjuangan Raden Panji Asmorobangun menjaga cintanya ke Dewi Sekartaji.
Tari Dewi Sekartaji memvisualisasikan tokohnya dengan penggunaan topeng. Topeng warna putih digunakan sebagai watak Dewi Sekartaji yang memiliki karakter halus, murah hati, dan suci. Dan warna topeng keemasan memvisualisasikan Raden Panji Cintabangun sebagai figur sentra yang memiliki karakter ganteng, setia, gagah, lembut dan bersahaja.
Topeng Sekartaji Tunggal ialah tarian yang di inspirasi dari pergolakan batin Dewi Sekartaji, seorang figur protagonis putri pacar Panji Cintabangun yang dimuat dalam kisah-kisah Serat Panji. Serat Panji sebagai kreasi sastra kuno asli Jawa yang berisi kelompok kisah-kisah perjalanan cinta figur Panji Cintabangun dan Dewi Sekartaji dengan seting kejadian yang diambil pada jaman Kerajaan Kediri tetap berdiri.
Meskipun Tari ini bersetting Kerajaan Kediri, tapi sebenarnya serat ini baru dicatat pada zaman sesudahnya yakni pada periode Kerajaan Majapahit. Serat itu selanjutnya jadi populer sampai ceritanya menebar ke semua Jawa bahkan semakin meluas ke pelosok Indonesia dan daerah-daerah Asia Tenggara.
Tarian Topeng sekartaji mempunyai tiga sisi jalur dramatik yang dimuat pada tiga susunan tarian, yakni sisi awalnya, tengah, dan akhir. Sisi awalnya bercerita hati Dewi Sekartaji yang berasa kangen dengan Panji Cintabangun. Sisi kedua memvisualisasikan lamunan Dewi Sekartaji saat memadu kasih dengan Panji Amarabangun. Dan sisi ketiga memvisualisasikan bangunnya kesadaran Dewi Sekartaji dari lamunan hingga pasrah pada kehendak Tuhan.
Perasanan kangen Dewi Sekartaji diartikan secara musikal dengan situasi lagu pathetan dan dikuatkan dengan teks syair pathetan yang memvisualisasikan mengenai cinta dan kangen. Sisi kedua mengenai lamunan Dewi Sekartaji diartikan secara musikal dengan buat berbentuk gending wujud ketawang, ayak-ayak, dan ladrang. Dan pada bagian ketiga yang memvisualisasikan kesadaran dan rasa pasrah Dewi Sekartaji dapat dikerjakan dengan menyuguhkan rerepen (vocal berdikari) lagu macapat dengan pengokohan teks vocal berisi penantian dan kepasrahan diri pada kodrat Tuhan.
Tari Bedhaya Ketawang

Tari Bedhaya Ketawang sebagai tarian tradisionil nusantara yang dikenali keramat dan penuh arti. Kesenian yang berkembang di daerah Yogyakarta dan Surakarta ini telah diperlihatkan semenjak jaman Mataram Kuno. Tari Bedhaya Ketawang banyak diliputi beberapa hal mistik, dimulai dari ritus saat sebelum atraksi, semakin bertambah atau menyusutnya jumlah penari, sampai merasuknya arwah lembut dalam penari.
Tari Bedhaya Ketawang sebagai tarian kebesaran yang ditampilkan saat pengukuhan dan peringatan peningkatan tahta raja di Kasunan Surakarta.
Kabarnya, tarian ini lahir di periode kepimpinan Sultan Agung di kesultanan Mataram pada 1613-1645. Saat sedang bersemedi, Sultan Agung dengar lagu dari langit yang membuat terpana. Hal itu, mengilhaminya untuk membuat tari Bedhaya Ketawang.
Tetapi, ada versus yang lain menjelaskan jika dalam pertapaannya, Panembahan Senapati (pendiri kerajaan Mataram islam) berjumpa dan memadu kasih dengan Ratu Kencanasari atau Kanjeng Ratu Kidul yang selanjutnya jadi cikal akan tarian keramat ini. Versus ini terpopuler dibandingkan yang pertama.
Tari Bedhaya Ketawang menunjukkan jalinan cinta di antara raja Mataram dengan Kanjeng Ratu Kidul lewat setiap pergerakan penari. Disamping itu, tembang pendamping tarian memiliki kandungan curah hati si ratu ke raja.
Selainnya suci, penari perlu mempunyai bentuk badan seimbang, mempunyai ketahanan badan, dan lakukan puasa mutih (cuman konsumsi makanan warna putih) sepanjang sekian hari.
Penari mengenanakan baju dodot banguntulak atau umum disebutkan basahan dengan susunan bawah memakai kain cindhe kembang komplet dengan perhiasannnya. Dengan dandanan muka ciri khas pengantin jawa putri, penari kenakan bokor mengkurep di bagian rambut mereka. Untuk aksesori perhiasan yang dipakai beberapa penari, salah satunya centhung, garudha mungkur, sisir jeram saajar, cundhuk mentul, dan datang dhadha.
Tari Bedhaya Ketawang jangan dilaksanakan secara sembarangan. Penerapan tarian ini cuman dihidangkan pada Anggara kasih atau dalam kalender Jawa bersamaan di hari Selasa Kliwon. Tidak hanya pangelaran resminya saja, latihan tari juga perlu dilaksanakan pada hari itu. Menurut warga tradisi Jawa, saat malam Anggara kasih, orang bersemedi untuk memperoleh kesaktian dan kemasyhuran. Sampai sekarang, malam Selasa Kliwon masih diwarnai pagelaran tari atau seni karawitan.
Tari Tradisional Serimpi

Tari Wanita Kerajaan: Nama-Nama Tari Daerah, Gambar Tari Daerah, dan Penjelasan Tari Daerah – Tari Serimpi sebagai tarian Jawa klasik yang telah ada semenjak jaman kerajaan. Tarian ini populer mempunyai gerak yang paling lembut dan narasi yang memiliki kandungan nilai simbolik. Pada jaman Mataram, Serimpi berperan sebagai tari pendamping pada upacara kerajaan. Keunikan tarian ini ialah bunyi gending dari gamelan yang ikuti pergerakan beberapa penari.
Pada periode kekuasaan Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam capai pucuk kemasyhuran dan benar-benar populer sampai ke pelosok nusantara. Salah satunya bukti kemasyhurannya ialah mengembangnya kesenian tradisionil dari dalam keraton, terhitung Tari Serimpi. Semenjak jaman dahulu, kesenian ini menunjukkan keelokan dan nilai seni seni tinggi dan sama dengan keanggunan, kecantikan, dan kesopanan beberapa penarinya.
Tipe Tari Serimpi pada periode Sultan ketiga ini mempunyai peranan keramat yaitu cuman ditampilkan pada beberapa acara tertentu seperti acara pisowanan agung atau acara peringatan hari istimewa kerajaan. Warga Mataram saat itu baru mengenali Tari Serimpi di tahun 70-an, jauh sesudah kesenian tari itu terbentuk.
Kata “serimpi” pada Tari Serimpi datang dari bahasa jawa yaitu “impi” yang mempunyai makna “mimpi”. Tujuan ini diberi karena atraksi tarian Serimpi dapat bawa siapa saja yang melihat seperti ada di alam mimpi yang tenang dan cantik. Apalagi dengan ada suara gending jawa dan gamelan pendamping yang melantunkan irama suara asri yang damai hingga membuat mata tersayup-sayup bak di alam mimpi.
Tari Baksa Kembang

Tari Baksa Kembang datang dari Kalimantan Selatan sebagai tari untuk menyongsong tamu yang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Nama kembang, pada tari Baksa Kembang, bukan tanpa argumen, tetapi property tari Baksa Kembang.
Sebelumnya, tari Baksa Kembang cuman diperlihatkan di lingkungan kerajaan saja, dan untuk menyongsong tamu kehormatan atau famili kerajaan saja. Tetapi, bersamaan perubahan jaman, tari Baksa Kembang mulai diperlihatkan di depan warga dan jadi tarian rakyat. Sekarang, tari Baksa Kembang seringkali dipakai dalam acara pernikahan.
Tari Baksa Kembang sebagai tipe tarian klasik, yang ditampilkan pada pergerakan yang halus dan gemulai. Demikian juga dengan musik pendamping tari Baksa Kembang yang bertempo lamban. Untuk menemani pergerakan halus beberapa penari Baksa Kembang, dipakai alat musik gamelan dengan irama lagu yang baku seperti Ayakan dan Jangklong sampai Kambang Muni.
Sebagai tarian classic dengan pergerakan yang kurang kuat halus dan gemulai, Tari Baksa Kembang pasti mempunyai skema lantai. Skema lantai pada tari Baksa Kembang memvisualisasikan aktivitas remaja putri yang bermain di taman bunga.
Skema lantai tari Baksa Kembang secara umum, memperlihatkan pergerakan menuai bunga, menghirup aroma bunga sampai menyusun bunga, sampai bermain dengan serangkaian bunga itu. Serangkaian bunga yang berbentuk kembang Bogam itu nanti akan dikasih ke tamu, ingat tari Baksa Kembang, awalannya sebagai tarian untuk menyongsong tamu kehormatan atau famili kerajaan Banjar.
Dikisahkan, arti tari Baksa Kembang ini ialah cerita seorang remaja putri yang paling elok, yang bermain dengan cerah dalam suatu taman bunga. Tari Baksa Kembang ditampilkan dengan kurang kuat halus, yang memiliki arti memperlihatkan keramahan sang tuan-rumah dalam menyongsong tamu kehormatan yang bertandang.
Tari Baksa Kembang yang dari ditampilkan oleh seseorang penari, atau bila dalam barisan karena itu banyaknya harus ganjil. Tari Baksa Kembang datang dari Kalimantan Selatan, dan menjadi salah satunya tarian classic yang mempunyai keunikan yang kuat, baik dari property, skema lantai sampai arti di belakangnya.
Tari Legong

Tari Wanita Kerajaan: Nama-Nama Tari Daerah, Gambar Tari Daerah, dan Penjelasan Tari Daerah – Kecantikan tari Bali terlihat pada beberapa gerakan yang abstrak dan cantik. Tari-tari Bali yang paling dikenali diantaranya Pendet, Gambuh, Baris, Sanghyang dan Legong. Tari Legong yang disebut salah satunya sisi dari barisan tarian classic Bali yang mempunyai koleksi gerak yang paling kompleks yang terlilit dengan susunan tabuh pendamping yang kabarnya sebagai dampak dari gambuh.
Secara ilmu bahasa, kata Legong datang dari kata “leg” yang maknanya gerak tari yang lentur atau lentur dan “gong” yang maknanya gamelan. “Legong” dengan begitu memiliki kandungan makna gerak tari yang terlilit (khususnya dialektuasinya) oleh gamelan yang menemaninya. Gamelan yang digunakan menemani tari legong diberi nama Gamelan Semar Pagulingan.
Dalam perubahannya tarian legong banyak dikerjakan di keraton-keraton Bali pada era ke-19. Tetapi proses keberadaannya diarsiteki dan dimulai dari pangeran dari Sukawati yang pada kondisi sakit keras mimpi menyaksikan dua gadis menari dengan kurang kuat gemulai disertai gamelan yang cantik. Saat si pangeran sembuh dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam tarian dengan gamelan komplet.
Sampai sekarang ini tarian Legong mulai dilestarikan satu diantaranya persyaratan penarinya yang disebut 2 orang gadis yang belum mendapatkan menstruasi, ditarikan di bawah cahaya bulan purnama di halaman keraton. Ke-2 penari ini, disebutkan legong, selalu diperlengkapi dengan kipas sebagai alat tolong. Pada beberapa tari legong ada seorang penari tambahan, disebutkan cenderung, yang tidak diperlengkapi dengan kipas. Dalam susunan tariannya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.
Tari Rejang

Tari Rejang ialah sebuah tarian kesenian rakyat/suku Bali yang diperlihatkan secara eksklusif oleh wanita dan untuk wanita. Gerak-gerik tari ini benar-benar simpel tetapi progresif dan gesit. Umumnya pagelaran tari Rejang diadakan di pura di saat berjalannya satu upacara tradisi atau upacara keagamaan Hindu Dharma.
Tarian ini dilaksanakan/ditarikan oleh penari-penari wanita Bali dengan penuh rasa hidmat, penuh rasa dedikasi ke Dewa-Dewi Hindu dan penuh penjiwaan. Beberapa penarinya kenakan pakaian upacara yang semarak dengan beberapa dekor-dekorasi, menari dengan berbaris memutari halaman pura atau pelinggih yang terkadang dilaksanakan dengan berpegang-pegangan tangan. Tari Rejang di sejumlah tempat disebutkan dengan ngeremas, Simi atau sutri.
Tari Reog Ponorogo

Reog Ponorogo sebagai salah satunya kesenian tradisionil Jawa Timur. Salah satunya seni perlihatkan yang kentalm dengan beberapa hal yang bau mistik dan pengetahuan spiritual yang dijumpai datang dari Kabupaten Ponorogo. Oleh karenanya lebih terkenal dengan panggilan Reog Ponorogo.
Identitas dari reog juga benar-benar menempel dengan kabupaten yang berbetasan langsung dengan Jawa tengah ini. Selainnya sudah memperoleh panggilan Kota Reog atau Bumi Reog, pernak-pernik dari reoh juga banyak ditemui, terhitung di gerbang pintu masuk Ponorogo.
Sebenarnya, selainnya di wilayah Ponorogo, istilah dari Reog dapat sebagai wakil nama dari kesenian yang ada di wilayah Jawa Barat dan Jawa tengah. Di wilayah Jawa Barat, reog sebagai nama dari kesenian tradisionil Sunda yang ditampilkan oleh 4 orang dengan mainkan gendang.
Adapun di wilayah Jawa Sedang sebuah kesenian reog yang dari Kabupaten Brebes yang bisa dimainkan oleh 2 orang bertopeng. Sayang seni reoh yang berada di ke-2 propinsi ini menjadi atraksi yang susah untuk ditemui karena jarangnya keinginan tampil.
Ada banyak versus yang berkembang mengenai riwayat seni reog di wilayah Jawa Timur. Narasi terkenal yang sudah mendasari Reog Ponorogo sebagai narasi Mengenai Perlawanan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada periode Bhre Kertabhumi atau Raja Majapahit ke-15.
Ki Ageng Kutu selanjutnya tinggalkan Majapahit dan membangun sebuah Perguruan yang mengajari seni bela diri ke golongan muda termasuk Pengetahuan Kebal Diri dan Pengetahuan Kesempurnaan.
Karena sadar pasukannya terlampau sedikit bila harus menantang beberapa pasukan kerajaan, karena itu pesan diplomatis dari Ki Ageng Kutu ini dikatakan lewat seni Reog. Otomatis, pergelaran seni reog terbentuk sebagai “kritikan” ke Raja Kertabhumi. Pagelaran dari Reog jadi langkah dari Ki Ageng Kutu untuk membuat perlawanan warga lokal menggunakan ketenaran Reog. Kedok Singa Barong ini bisa dilambangkan sebagai Raja Kerabhumi.
Dan di atas kedok ini telah ditancapkan kipas raksasa. Kipas ini yang dibuat dari bulu-bulu merak sebagai salah satunya lambang kuatnya dampak cina pada raja Majapahit. Adapun Jathilan oleh beberapa penari gemblak yang menyaratkan kemampuan pasukan kerajaan, sebagai perbedaan kontras dengan warok. Dalam masalah ini, warok yang ada di balik kedok badut merah sebagai lambang untuk Ki Ageng Kutu.
Warok menjadi pengambaran mengenai perjuangan seorang diri Ki Ageng Kutu itu. Bisa dilukiskan jika dia menyokong berat kedok singa barong yang beratnya bisa capai lebih dari 50 kg, cukup dengan menggunakan giginya. Bersamaan dengan berjalannya waktu, kesenian Reog oleh Ki Ageng Kutu ini juga makin terkenal. Ini dikarenakan oleh Raja Kertabhumi serang perguruan Ki Ageng Kutu sampai pemberontakkan bisa ditanganinya.
Macam-Macam Tari Tradisional
Selain tari-tari di atas, ada juga beberapa tari tradisional yang sering sekali kita dengar namanya, Di antara tarian-tarian itu adalah:
Tari Daerah Jawa Tengah
- Tari Tradisional Gambyong
- Tari Tradisional Bondan Payung
- Tari Tradisional Beksan Wireng
- Tari Tradisional Kuda Lumping
- Tari Tradisional Kethek Ogleng
- Tari Tradisional Jlantur
- Tari Tradisional Prawiroguno
- Tari Tradisional Ronggeng
- Tari Tradisional Angsa
Tarian Daerah Jawa Barat
- Tari Tradisional Sintren
- Tari Tradisional Topeng
- Tari Tradisional Merak
- Tari Tradisional Wayang
- Tari Tradisional Ketuk Tilu
- Tari Tradisional Jaipong
- Tari Tradisional Buyung
- Tari Tradisional Keurseus
- Tari Tradisional Ronggeng Bugis
- Tari Tradisional Sampiung
Tari Daerah Jawa Timur
- Tari Tradisional Reog Ponorogo
- Tari Tradisional Gandrung
- Tari Tradisional Wayang Topeng
- Tari Tradisional Jaranan Buto
- Tari Tradisional Remo
- Tari Tradisional Glipang
- Tari Tradisional Beskalan
Tarian Daerah Bali
- Tari Tradisional Cendrawasih
- Tari Tradisional Trunajaya
- Tari Tradisional Barong
- Tari Tradisional Legong
- Tari Tradisional Kecak
- Tari Tradisional Pendet
- Tari Tradisional Baris
- Tari Tradisional Panji Semirang
- Tari Tradisional Puspanjali
- Tari Tradisional Margapati
- Tari Tradisional Wirayudha
- Tari Tradisional Gopala
- Tari Tradisional Condong
- Tari Tradisional Janger
Tari Daerah Aceh
- Tari Tradisional Seudati
- Tari Tradisional Saman
- Tari Tradisional Bines
- Tari Tradisional Didong
- Tari Tradisional Guel
Tarian Daerah Sumatera Utara
- Tari Tradisional Serampang Dua Belas
- Tari Tradisional Tor Tor
Tari Daerah Sumatera Barat
- Tari Tradisional Piring
- Tari Tradisional Payung
Tarian Daerah Sumatera Selatan
- Tari Tradisional Tanggai
- Tari Tradisional Putri Bekhusek
- Tari Tradisional Gending Sriwijaya
Tari Daerah Riau
- Tari Tradisional Tandak
- Tari Tradisional Joget Lambak
Tarian Daerah Kepulauan Riau
- Tari Tradisional Zapin
- Tari Tradisional Malemang
Tarian Daerah Jambi
- Tari Tradisional Sekapur Sirih
- Tari Tradisional Selampit Delapan
Tarian Daerah Bangka Belitung
- Tari Tradisional Campak
Tarian Daerah Bengkulu
- Tari Tradisional Andun
- Tari Tradisional Bidadari
Tarian Daerah Lampung
- Tari Tradisional Jangget
- Tari Tradisional Melinting
- Tari Tradisional Cangget
Tarian Daerah Jakarta
- Tari Tradisional Topeng
- Tari Tradisional Yapong
- Tari Tradisional Cokek
- Tari Tradisional Gitek Balen
Tarian Daerah Banten
- Tari Tradisional Walijamaliha
- Tari Tradisional Grebeg Terbang Gede
Tarian Daerah Yogyakarta
- Tari Tradisional Serimpi
- Tari Tradisional Bedhaya
- Tari Tradisional Angguk
- Tari Tradisional Badui
- Tari Tradisional Beksan Lawung Ageng
- Tari Tradisional Golek Menak
Tarian Daerah Nusa Tenggara Barat
- Tari Tradisional Mpaa Lenggogo
- Tari Tradisional Batunganga
Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur
- Tari Tradisional Gareng Lameng
- Tari Tradisional Gawi
- Tari Tradisional Caci
- Tari Tradisional Ende Lio
Tarian Daerah Kalimantan Barat
- Tari Tradisional Monong
- Tari Tradisional Zapin Tembung
Tarian Daerah Kalimantan Tengah
- Tari Tradisional Balean Dadas
- Tari Tradisional Tambun dan Bungai
- Tari Tradisional Giring-giring
Tarian Daerah Kalimantan Selatan
- Tari Tradisional Baksa Kembang
- Tari Tradisional Radap Rahayu
Tarian Daerah Kalimantan Timur
- Tari Tradisional Gong
- Tari Tradisional Belian
- Tari Tradisional Datun
Tarian Daerah Kalimantan Utara
- Tari Tradisional Magunatip atau Lalatip
- Tari Tradisional Kancet Ledo
Tarian Daerah Sulawesi Utara
- Tari Tradisional Bosara
- Tari Tradisional Maengket
Tarian Daerah Sulawesi Barat
- Tari Tradisional Pa’tuddu
- Tari Tradisional Toerang Batu
Tarian Daerah Sulawesi Tengah
- Tari Tradisional Lumense
- Tari Tradisional Peule Cinde
Tarian Daerah Sulawesi Tenggara
- Tari Tradisional Balumpa
- Tari Tradisional Dinggu
Tarian Daerah Sulawesi Selatan
- Tari Tradisional Kipas Pakarena
Tarian Daerah Gorontalo
- Tari Tradisional Polopalo
Tarian Daerah Maluku
- Tari Tradisional Lenso
- Tari Tradisional Cakalele
Tarian Daerah Maluku Utara
- Tari Tradisional Cakalele
- Tari Tradisional Nahar Ilaa
- Tari Tradisional Bambu Gila
Tarian Daerah Papua Barat
- Tari Tradisional Perang
- Tari Tradisional Suanggi
Tarian Daerah Papua
- Tari Tradisional Selamat Datang
- Tari Tradisional Musyoh
Demikianlah tari wanita kerajaan atau tari zaman dahulu yang telah tayang pada situs website ini dengan judul “Tari Wanita Kerajaan: Nama-Nama Tari Daerah, Gambar Tari Daerah, dan Penjelasan Tari Daerah”. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.
Respon (4)