Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo

Diposting pada

Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo adalah salah satu pesantren terbesar di Jawa Timur. Pesantren ini didirikan oleh Kyai Syamsul Arifin pada tahun 1908. Pesantren ini berjarak 34 KM (50 menit) dari arah Kabupaten Situbondo dan 55 KM (1 jam, 13 menit) dari pelabuhan Ketapang Banyuwangi.

Selain pengajaran ilmu-ilmu kitab-kitab klasik, pada tahun 1978 dibuka Sekolah Menengah Pertama, Institut Agama Islam Ibrahimy (sekarang Universitas Ibrahimy) tahun 1968 dan membuka Ma’had Aly pada tahun 1990 sebagai ikhtiar mengatasi kelangkaan ahli Fiqh. Pada tanggal 18-20 Desembee 2018,

pondok pesantren ini mencatatkan sejarah untuk kali pertama menjadi tuan rumah penyelenggaraan Muktamar Sastra yang dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Syaifuddin.

PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo
PP. Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo

Sejarah Singkat PP. Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo

Kiai Syamsul Arifin bersama putranya, As’ad dan beberapa orang santri yang menyertai dari Madura, pada tahun 1328 H / 1908 M, membabat dan merambah hutan dusun Sukorejo desa Sumberejo kecamatan Banyuputih kabupaten Situbondo untuk didirikan sebuah pesantren dan perkampungan.

Sejak tahun 1914, pesantren berkembang bersamaan dengan datangnya para santri dari wilayah sekitar Karesidenan Besuki. Tahun itu pula kemudian ditetapkan sebagai tahun berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah.

Pesantren Sukorejo tidak hanya menjadi pusat belajar, tapi juga sebagai pusat perjuangan kemerdekaan. Para pejuang banyak ditampung di pesantren, sekaligus sebagai markas penyusunan strategi melawan penjajah. Hal ini dikukuhkan dengan penobatan KHR. As’ad Syamsul Arifin dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.

Proses pembelajaran pada masa awal pesantren dilaksanakan melalui sistem sorogan dan bandongan, hingga kemudian Kiai As’ad pada tahun 1928 memperkenalkan dan mengembangkan sistem pembelajaran klasikal dengan didirikannya berbagai lembaga pendidikan, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, SD, SLTP, SLTA sampai perguruan tinggi.

Dalam upaya memberikan kontribusi terhadap pendidikan yang sesuai kebutuhan zaman, berbagai lembaga pendidikan kejuruan dan keahlian pun didirikan, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Lembaga Kader Ahli Fiqh Ma’had Aly.

Baca Juga:  Pembukaan PPDB MI, MTs, MA Al-Musyaffa' Semarang

Dan Madrasatul Qur’an sebagai lembaga kajian dan pendalaman ilmu-ilmu Al Qur’an.Lembaga-lembaga informal seperti kursus dan pelatihan juga turut mewarnai perkembangannya.

Pengasuh PP. Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo

  • Syamsul Arifin (1908 – 1951)
  • As’ad Syamsul Arifin (1951 – 1990)
  • Fawaid As’ad (1990 – 2012)
  • Ach. Azaim Ibrahimy (2012 – sekarang)

Kegiatan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo

  1. Shalat Tahajud

Kegiatan ini harus diikuti seluruh santri dan dimulai pukul 03.15 WIB. Pada waktu ini semua santri dibangunkan dari tidur. Setelah berwudhu, seluruh santri harus melaksanakan salat Tahajud

  1. Shalat Berjamaah

Semua santri dan umana (pengurus) melaksanakan shalat maktubah secara berjamaah yang dilaksanakan di Masjid Jami dan musholah Ibrahimy

  1. Mengaji Al-Qur’an

Dilaksanakan pada Pagi hari setelah shalat subuh dan shalat maghrib di kamar masing-masing dipimpin oleh ketua kamar.

  1. Pembacaan Nadham

Kegiatan ini dilaksanakan di masing-masing kelas sesuai dengan tingkat pendidikan di bawah pengawasan pengelola lembaga pendidikan.

  1. Pengajian Kitab Kuning

Pengajian kitab kuning secara bandongan dilaksanakan setelah Dhuhur, Maghrib dan Isya’. Pengajian ini diikuti oleh santri yang mampu membaca al-Qur’an.

  1. Jam Muthala’ah

Jam belajar atau muthala’ah dilaksanakan pada jam 20.00 hingga 22.00 WIB.

  1. Kegiatan al-Barqi

Kegiatan ini diperuntukkan bagi santri yang masih belum lancar membaca al-Qur’an

  1. Shalat Qiyamulail

Shalat ini dilaksanakan oleh santri berdasarkan daerah kamar pada jam 11.

  1. Pembacaan Burdah Keliling

Kegiatan ini dilaksanakan setelah kegiatan qiyamul lain, yang ikuti oleh santri yang bertugas didasarkan daerah kamar.

  1. Pembacaan Berzanji, Shalawat Badar & Istiqasah

Kegiatan pembacaan barzanji dilaksanakan pada malam Jumat, sedangkan shalawat Badar dan Istiqasah dilaksanakan pada malam Selasa.

  1. Musyawarah madrasah

Pada malam Selasa dan Jumat dilaksanakan musyawarah kelas berdasarkan tingkat pendidikan.

Pendidikan Non Formal

Jam’iyatul Qurra’wal Khattathin ( JQK ) kajian kitab kuning dan Batshul Masa’il Lembaga Qiroatuna dan Amsilatuna.

Kursus dan Pelatihan

  • Bahasa Arab dan Inggris
  • Kepemimpinan dan organisasi
  • Komputer, internet dan elektronika
  • Jurnalistik
  • Menjahit dan bordir

Pendidikan Formal

🍁 Madrasah

  • RA Ibrahimy
  • MI Salafiyah Safi’iyah ( Diniyah )
  • MI Salafiyah Syafi’iyah ( Program Kemenag )
  • Madrasah I’dadiyah
  • Mts Salafiyah Syafi’iyah ( Diniyah )
  • Mts Salafiyah Syafi’iyah ( Program kemenag )
  • MA Salafiyah Syafi’iyah ( Diniyah )
  • MA Salafiyah Syafi’iyah ( Program kemenag )
  • MTI ( Madrasah Ta’hiliyah Ibrahimy
  • MQ (Ma’hadul Qur’an ), tadris qur’an dan tahfidz qur’an
Baca Juga:  Biografi Nyai Hj. Machfudhoh Aly Ubaid; Silsilah Keluarga, Pesantren, Hingga Dunia Politik

🍁 Sekolah

  • SD Ibrahimy
  • SMP Ibrahimy 1
  • SMP Ibrahimy 2
  • SMP Ibrahimy 3
  • SMA Ibrahimy 1 ( IPA, IPS dan Bahasa )
  • SMA Ibrahimy 2 ( IPA, IPS dan Bahasa )
  • SMK Ibrahimy 1
    • Administrasi Perkantoran ( APK )
    • Teknik Komputer dan jaringan ( TKJ )
    • Akutansi (AK)
    • Pemasaran ( PMS )
    • Budidaya Perikanan Air Payau ( BPAP )
    • Multimedia ( MM )
    • Keperawatan ( KPR )
    • Farmasi ( FM )
    • Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan ( TRRH )
  • SMK Ibrahimy 2
    • Teknik Komputer dan jaringan ( TKJ )
    • Agrobisnis Tanaman Perkebunan ( ATP )

Perguruan Tinggi

🍁Ma’had Aly Li’ilmai Al Fiqh wa Ushulihi

  • Marhalah Ula ( M.1)
  • Marhalah Tsaniyah ( M.2)

🍁Universitas Ibrahimy

  1. Fakultas Syariah dan Ekonomi sosial
  • S1 Hukum Keluarga Islam
  • S1 Hukum Keluarga Syariah
  • S1 Ekonomi Syariah
  • S1 Manajemen Bisnis Syariah
  • S1 Akutansi Syariah
  1. Fakultas Tarbiyah
  • S1 Pendidikan Agama Islam
  • S1 Pendidikan Bahasa Arab
  • S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini
  • S1 Tadris Matematika
  1. Fakultas Dakwah
  • S1 Bimbingan dan Penyuluhan Islam
  • S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam
  1. Fakultas Sain dan Teknologi
  • D3 Budidaya Perikanan
  • S1 Ilmu Komputer
  • S1 Sistem Informasi
  • S1 Teknologi Informasi
  • S1 Arsitektur
  • S1 Teknologi Hasil Perikanan
  1. Fakultas sosial Humaniora
  • S1 Pendidikan Bahasa Inggris
  • S1 Psikologi
  • S1 Hukum
  • S1 Akutansi
  1. Fakultas ilmu kesehatan
  • S1 Kebidanan
  • S1 Farmasi
  1. Pascasarjanah
  • S2 Hukum Ekonomi Syariah
  • S2 Pendidikan Agama Islam

Asrama dalam Lingkup Pesantren

  • Asrama Pusat putra dan putri
  • Asrama Ma’had Aly putra dan putri
  • Asrama Madrasul Qur’an ( TQ putra dan MQ putri)
  • Asrama Nurul Qoni’ putra dan putri
  • Asrama Al Khuzaimah putra dan putri

Para santri baru Sukorejo harus “membayar” mahar bacaan Shalawat Fatih. Mengapa Shalawat Fatih? Kiai Azaim memilih shalawat tersebut karena Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki sering membaca Shalawat Fatih dalam setiap majelis. Menurut Kiai Azaim, salah satu keutamaan membaca Shalawat Fatih adalah menjadi perantara terbukanya hati dan pikiran.

Dengan membaca Shalawat Fatih, para santri diharapkan hati dan pikirannya terbuka menyambut kedatangan ilmu yang Barokah. “Dan harapan yang tertinggi melalui bacaan sholawat ini, kita merindukan syafaat baginda Nabi Muhammad SAW,” imbuh Kiai Azaim.

Kiai Azaim mengungkap beberapa istilah di Pondok Sukorejo. Menurut Kiai Azaim, beberapa tradisi istilah penamaan dari sejumlah kegiatan di Pondok Sukorejo, mengandung makna tafa’ulan berharap kebaikan dari suatu amal baik.

Baca Juga:  Rufaidah Binti Sa'ad: Biografi dan Kisah-Kisah Inspiratif Perawat islam pertama yang hidup Masa Nabi Muhammad SAW

Misalnya, istilah “Sabar” untuk santri baru, dengan harapan para santri baru dianugerahi kesabaran dalam menempuh perjuangan mencari ilmu. Mereka harus bersabar untuk berpisah dengan orang tua dan sanak famili di rumah. Mereka harus bersabar belajar beradaptasi dalam suasana baru di pesantren. Mereka juga harus bersabar menjalani aktifitas belajar yang merupakan perjuangan jihad.

Untuk santri lama diberi istilah “Salam” dengan harapan semoga selamat dalam perjalanan menempuh ilmu sampai selesai. Sehingga ketika pamit atau rekomendasi tercatat sebagai santri yang husnul khatimah. Istilah Salam juga mengandung pesan, para santri harus bersikap hati-hati di pesantren. mereka harus menjaga hubungan baik dengan masyayikh, menjaga sopan santun kepada para guru dan sesama santri.

 “Hati-hati tetap menjaga hubungan baik, tidak boleh menyakiti, menyinggung perasaaan mereka sehingga pulang nanti akan menjadi santri yang memiliki kesan baik kepada semua orang.” pesan Kyai Azaim

Kemudian ada istilah pulang berjamaah yang disingkat dengan “Puja”. Dengan harapan, semoga ketika santri selama mengisi liburan menjadi sosok yang dipuja, tidak hanya oleh manusia tetapi juga dipuja oleh penghuni langit tentunya kita berharap Ridho Allah Swt. agar terpuji dalam akhlaqul karimah, terpuji dalam perilaku amal soleh, terpuji dalam kemanfaatan ilmu dan keberkahannya, amin ya rabbal ‘alamin.

Begitu usai masa liburan berpuasa Ramadlan, mengisi hari-hari bulan Syawal maka pada saatnya balik berjamaah yang kita singkat dengan istilah dengan “Baja”, ini mengandung pesan bahwa ketika diuji dengan liburan santri harus siap-siap dengan semangat membara “baja ( balik jamaah ) “ kembali ke pesantren melanjutkan cita-citanya jangan sampai liburan kurang lebih 50 hari itu mengubah tujuan, menggeser niat dan semangat sehingga bermalas-malasan kembali ke pondok pesantren, ingat dengan hal-hal yang melalaikan di rumahnya, ingat dengan game onlinenya, ingat dengan permainannya, ingat dengan keluyurannya. Maka lupakan semua itu, “Kembalilah pada tujuan semula, kalian punya tugas mulia untuk melanjutkan perjuangan ini, kalianlah generasi harapan, generasi emas Dua puluh tahun mendatang pemimpin-pemimpin masa depan adalah berada harapannya di pundak-pundak kalian semua!” tutur Kiai Azaim

Itulah biografi singkat pesantren terbesar di ujung timur pulau Jawa “PP. SALAFIYAH SYAFI’IYAH SUKOREJO SITUBONDO.”

Pos Terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *