Ning Imaz Fatimatuzzahro Hadiri Harlah Pertama Tokoh Wanita yang Bertema Perempuan dan Peradaban

Diposting pada

Tim media Tokoh Wanita gelar peringatan Hari Lahir Tokoh Wanita yang pertama via live streaming Instagram, Selasa (28/06/2022).

Peringatan Harlah yang bertema “Perempuan dan Peradaban; Peran Perempuan di Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan” ini dihadiri langsung oleh pengasuh PP. AL-Ihsan Lirboyo, Ning Imaz Fatimatuzzahro,

Acara yang dimulai pukul 19.30 WIB tersebut disaksikan langsung oleh ratusan pengikut yang menyimak dengan antusias.

Pengasuh PP. Al-Ihsan yang akrab disapa dengan Ning Imaz ini mengatakan, kita perlu melawan ketakutan-ketakutan yang diciptakan oleh diri sendiri untuk menjadi perempuan yang lebih percaya diri pada potensi-potensi yang kita miliki.

“Perempuan dalam menghadapi mimpinya tidak perlu meragukan perkara yang tidak seharusnya dilakukan. Seperti misalnya, jika saya terlalu pintar dan berhasil maka nanti laki-laki akan minder untuk menyandingi. Pada akhirnya untuk mencapai mimpinya tersebut, perempuan akan berpikir dua kali, sehingga yang terjadi ialah perempuan akhirnya menyerah pada budaya patriaki dan tidak berusaha untuk mengptimalkan kemampuannya.” Ujarnya.

“Jadi ada konflik batin di situ yang harus dibereskan. Karena dalam pandangan Islam sendiri, Perempuan akan menjadi luar biasa jika dia mau mengoptimalkan potensinya dan menghilangkan keraguannya.” Bebernya.

Selanjutnya Ning Imaz berbicara prihal jodoh, pada dasarnya jodoh itu sudah diatur, tapi potensi kita harus diupayakan.

“Kita tidak perlu risau prihal jodoh. Sebab kita akan bersama dengan orang yang satu frekuensi dengan yang kita radiasikan. Oleh sebab itulah potensi harus terus kita upayakan. Kehidupan yang signifikan ini harus harus kita usahakan walaupun jodoh sudah ditentukan.” Ujarnya.

“Mengingant Al-Ummu madrasatul ula, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, sehingga pendidikan perempuan itu tidak akan pernah sia-sia dan percuma. Justru akan bermanfaat untuk mendidik regenerasi bangsa. Karena dalam pembelajaran itu tidak hanya sekedar transformasi pengetahuan saja, tapi ada prosesnya juga.” Ungkapnya.

Baca Juga:  Biografi Nyai Hj. Nafisah Ali Maksum, Pecinta Al-Qur’an yang Masuk ke Dalam Jajaran A'wan PBNU

“Perempuan saat sekolah pastinya akan melewati berbagai ujian dan problematika yang menimpa saat ia berproses. Itulah yang akan membentuk dan menjadikannya matang secara emosi, secara spiritual dan juga secara intelektual.” Tuturnya.

“Ketika kemudian dia mendidik anak, maka telah dibekali dengan memiliki pola asuh yang sehat. Dan ketika ia memiliki pola asuh yang sehat, maka anaknya akan tumbuh dengan sehat pula. Seorang anak yang tumbuh dengan pola asuh yang sehat, dia akan tumbuh dengan mental yang sehat. Orang yang mentalnya sehat itu intelektualitasnya akan lebih mudah berjalan dengan baik, sehingga akan lebih mudah diberitahu mana yang baik dan mana yang buruk tanpa perlu dipaksa dan diancam.” Jelasnya.

Dalam sesi tanya jawab, Ning Imaz menjelaskan tentang perempuan yang selalu overthinking.

“Memang segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk berpikir. Karena terkadang otak kita itu menipu kita. Terlalu banyak berpikir yang sebenarnya realitasnya tidak sesulit itu. Jadi memang kita harus memiliki batasan dalam memikirkan segala sesuatu, bahwa tidak semuanya harus ada jawabannya sekarang, dan itu tidak apa-apa.” Pungkasnya.

Keberadaan akun media seperti Tokoh Wanita membuat Ning Imaz merasa bersyukur. Karena media-media itu mendukung serta memotivasi perempuan apalagi dari kalangan pesantren. Itu sangat luar biasa.

Pos Terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *