Kumpulan Nasihat Ning Imaz Fatimatuz Zahra

Diposting pada

Ning Imaz Fatimatuzzahro adalah satu pemangku Pondok Pesantren Kempek sekaligus content creator di media sosial yang aktif berbagi ilmu tentang kewanitaan dan memiliki ratusan ribu followers di Instagram. Dalam materinya, wanita cerdas kelahiran 1985 ini menekankan pentingnya mempelajari darah wanita bagi wanita itu sendiri.

Pencarian terkait: hallo google, biografi ning imaz fatimatuz zahra, ning imaz lirboyo biodata lengkap, umur ning imaz fatimatuz zahra, suami ning imaz fatimatuz zahra, gus rifqil, ning imaz fatimatuz zahra anak siapa, ning imaz sanak siapa, ning imaz fatimatuz zahra putri siapa, ibu ning imaz fatimatuz zahra, pengasuh pondok pesantren lirboyo, dzuriyah lirboyo, silsilah keluarga lirboyo, silsilah lirboyo, profil ponpes lirboyo kediri, daftar pengasuh ponpes lirboyo, pengasuh ponpes lirboyo sekarang, profil ponpes lirboyo, ayah ning imaz fatimatuz zahra, ning imaz fatimatuz zahra lahir tahun berapa, biografi ning imaz lirboyo, profil kh kholiq ridwan lirboyo, ponpes al ihsan lirboyo

Baca juga : Biografi Ning Imaz Fatimatuz Zahra Lirboyo

Kumpulan Nasihat Ning Imaz Fatimatuz Zahra

  1. “Pada dasarnya jodoh itu sudah diatur, tapi potensi kita harus diupayakan.”
  2. “Sesungguhnya kesantunan dan kebaikanlah yang menentukan kemanusiaan seseorang. Sesungguhnya orang lembutlah yang memiliki kekuatan dan keberanian.”
  3. “Hidup bersama dalam damai adalah tentang menerima perbedaan, dan kesediaan untuk mendengarkan, mengenali, menghormati, dan menghargai orang lain. Lebih dari sebelumnya, keragaman merupakan kenyataan yang memperkaya kehidupan umat manusia.”
  4. “Tanpa sadar kita sering kali memaksa orang lain tampak sempurna di mata kita, hingga kita lupa bercermin dan memperbaiki diri.”
  5. “Tidak peduli seberapa dalam anda mencintai seseorang, bagaimana anda diperlakukan itu jauh lebih penting. Tidak peduli seberapa dalam anda mencintai seseorang, cara anda dalam mencintai mereka itu jauh lebih penting.”
  6. “Milikilah standart dan batasan-batasan hidup yang jelas, supaya ngga mudah terombang-ambing kata-kata tanpa bukti nyata.”
  7. “Dalam islam, rumah tangga dibangun di atas pondasi takamul (saling melengkapi), tarahum (saling menyayangi), ta’awun (saling tolong menolong). Bukan di atas pondasi shira (pertentangan atau menang-menangan.”
  8. “Dalam sebuah hub, perempuan juga butuh jaminan rasa aman sebelum mengorbankan diri untuk memberi leboh banyak atau terlibat lebih jauh.”
  9. “Saya tidak pernah membiarkan mimpi saya sekedar mimpi, sata bangun dan saya mewujudkannya.”
  10. “Untuk menjadi hamba yang kaffah itu tidak perlu menjadi bintang yang dieluh-eluhkan semua orang. Kita semua mempunyai kesempatan yang sama, yang penting punya niat yang benar dan juga cara yang benar.”
  11. “Perempuan, apabila bukan ilmu dan agama yang menjadj pegangannya, maka ia akan menjadi gila sebab perasaannya.”
  12. “Perempuan itu memiliki kiiprah, keistimewaannya sendiri dan mampu menjadi seseorang yang bermanfaat jika digali dan juga dimaksimalkan potensinya.”
  13. “Wibawa seorang wanita tak ditentukan oleh gaya hidupnya, namun isi kepalanya.”
  14. “kita perlu melawan ketakutan-ketakutan yang diciptakan oleh diri sendiri untuk menjadi perempuan yang lebih percaya diri pada potensi-potensi yang kita miliki.”
  15. “Perempuan dalam menghadapi mimpinya tidak perlu meragukan perkara yang tidak seharusnya dilakukan. Seperti misalnya, jika saya terlalu pintar dan berhasil maka nanti laki-laki akan minder untuk menyandingi. Pada akhirnya untuk mencapai mimpinya tersebut, perempuan akan berpikir dua kali, sehingga yang terjadi ialah perempuan akhirnya menyerah pada budaya patriaki dan tidak berusaha untuk mengptimalkan kemampuannya.”
  16. “Kita tidak perlu risau prihal jodoh. Sebab kita akan bersama dengan orang yang satu frekuensi dengan yang kita radiasikan. Oleh sebab itulah potensi harus terus kita upayakan. Kehidupan yang signifikan ini harus harus kita usahakan walaupun jodoh sudah ditentukan.”
  17. “Mengingant Al-Ummu madrasatul ula, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, sehingga pendidikan perempuan itu tidak akan pernah sia-sia dan percuma. Justru akan bermanfaat untuk mendidik regenerasi bangsa. Karena dalam pembelajaran itu tidak hanya sekedar transformasi pengetahuan saja, tapi ada prosesnya juga.”
  18. “Perempuan saat sekolah pastinya akan melewati berbagai ujian dan problematika yang menimpa saat ia berproses. Itulah yang akan membentuk dan menjadikannya matang secara emosi, secara spiritual dan juga secara intelektual.”
  19. “Ketika kemudian dia mendidik anak, maka telah dibekali dengan memiliki pola asuh yang sehat. Dan ketika ia memiliki pola asuh yang sehat, maka anaknya akan tumbuh dengan sehat pula. Seorang anak yang tumbuh dengan pola asuh yang sehat, dia akan tumbuh dengan mental yang sehat. Orang yang mentalnya sehat itu intelektualitasnya akan lebih mudah berjalan dengan baik, sehingga akan lebih mudah diberitahu mana yang baik dan mana yang buruk tanpa perlu dipaksa dan diancam.”
  20. “Memang segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk berpikir. Karena terkadang otak kita itu menipu kita. Terlalu banyak berpikir yang sebenarnya realitasnya tidak sesulit itu. Jadi memang kita harus memiliki batasan dalam memikirkan segala sesuatu, bahwa tidak semuanya harus ada jawabannya sekarang, dan itu tidak apa-apa.”
Baca Juga:  Ning Jazil Istri Gus H. M. 'Abdurrahman Al Kautsar (Gus Kautsar) Ploso, Kediri

Kunjungi : Indo Desain

Pos Terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *