Biografi Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz

Diposting pada

Biografi Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz – Nyai Nafisah berada di puncak kesibukannya sebagai anggota DPD RI, sebagai aktivis ormas, serta sebagai guru sekaligus pengasuh pondok pesantren. Sebagai anggota DPD RI, praktis Nyai Nafisah harus membagi waktunya 4 hari di Jakarta, dan 3 hari dengan berbagai kegiatan lain di daerah Pati dan sekitarnya. Sementara Kiai Sahal, selaku Rois ‘Am dan Ketua MUI, hanya memiliki agenda sebulan sekali ke Jakarta. Selebihnya, manajemen pusat yang akan mengunjungi Kajen, jika ada hal mendesak yang harus diputuskan oleh Kiai Sahal.

TOKOHWANITA.COM – Pada tahun-tahun itu, kebetulan, di antara anggota keluarga, Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz adalah orang yang paling banyak berada di rumah. Selain mengajar TPQ di sore hari, dan mengajar buku di pondok pesantren putri, kegiatan wajib saya sehari-hari adalah menemani Kiai Sahal Dahar. Orang yang selalu istiqomah dalam segala hal, memiliki kebiasaan minum pada jam 6.30, 10.30 dan maghrib. Ini adalah momen spesial saya, untuk mengajukan banyak pertanyaan atau mendengarkan apa yang dia katakan.

Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz

Tentang Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz

Sembari sambil menunggu shalat Isya adalah waktu yang paling tepat untuk Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz . Biasanya, ia menghabiskan waktunya dengan duduk di kursi di ruang tamu. Baca koran atau dengarkan berita terbaru. Banyak hal istimewa yang saya temui dalam hubungan Kiai Sahal dan Nyai Nafisah sebagai suami istri.

Meski Kiai Sahal adalah pemimpin tertinggi di dua organisasi besar di Indonesia (PBNU dan MUI), ia tidak serta merta memanfaatkan kesibukannya untuk menyibukkan istrinya hanya di dalam negeri. Upaya saling mendukung dan menguatkan terlihat dari dukungan dan kesempatan yang diberikan oleh Kiai Sahal kepada Nyai Nafisah. Di tengah kesibukan mereka berdua, Kiai Sahal selalu menyempatkan diri untuk menunjukkan perhatiannya kepada sang istri dengan cara yang cukup romantis.

Baca Juga:  Rufaidah Binti Sa'ad: Biografi dan Kisah-Kisah Inspiratif Perawat islam pertama yang hidup Masa Nabi Muhammad SAW

Hampir setiap Kamis sore, saat jadwal Nyai Nafisah tiba untuk kembali ke Kajen, setelah 4 hari beraktivitas di Jakarta, Kiai Sahal sepertinya selalu menunggu istrinya di ruang tamu depan. Sesuai waktu yang dijadwalkan, Kiai Sahal akan duduk di kursi di ruang tamu menghadap halaman, menunggu istrinya datang.

Hal ini menunjukkan bagaimana Kiai Sahal memiliki visi kesetaraan dalam melihat perempuan/laki-laki atau suami/istri sebagai sesama manusia yang memiliki kewajiban yang sama dalam menjalankan fungsi domestik dan publiknya. Saat Kiai Sahal sibuk, Nyai Nafisah memberikan dukungan sepenuh jiwa. Begitu pula ketika Nyai Nafisah menjalankan fungsinya di ranah domestik atau publik, Kiai Sahal adalah orang pertama yang memberikan dukungannya.

Pada akhirnya, meski Kiai Sahal tidak tercatat sebagai aktivis perempuan, visi kepemimpinannya dalam isu-isu perempuan dapat terbaca jelas dari perilaku kesehariannya. Baik yang berkaitan dengan keputusan besar dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam sikap sehari-hari dalam memberikan dukungan bagi kemajuan jodoh, baik dalam bidang pendidikan, sosial, maupun politik. Wallahu A’lam. Kami kagum dengan Kiai Sahal dan orang-orang terkasih yang telah mendahului kami, Al Fatihah.

Biografi Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz

Hj Nafisah adalah istri Almarhum KH Sahal Mahfudz yang meninggal tahun 2014. KH Sahal merupakan salah satu tokoh penting di Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan NU. Ayahnya bernama, KH Abdul Fatah Hasyim, adalah pengasuh Pondok Pesantren Fathimiyah di Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur.

Kyai Sahal menikah dengan Dra Hj Nafisah binti KH Pada tahun 1968/69. Abdul Fatah Hasyim, merupakan salah satu pengurus Pondok Pesantren Tambak Fathimiyah Jombang Beras dan putra Abdul Ghofar Rozin, yang sejak saat ini dipersiapkan untuk menggantikan kepemimpinan Kyai Sahal.

Baca Juga:  Biografi Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa

Sejak kecil, Nafisah menjalani pendidikan formal dan nonformal di dunia pesantren. Setelah itu, ia melanjutkan ke Sekolah Persiapan Perguruan Tinggi Agama (SPPTA) Yogyakarta. Beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Nafisah memulai kegiatan keagamaan dan organisasinya setelah resmi menjadi istri KH Sahal Mahfudz pada tahun 1966.

Saat itu, ia tinggal di Kajen, Pati, Jawa Tengah untuk mengurus Pesantren Malaskul Huda setelah menikah. Ia juga pernah mengasuh Pondok Pesantren Putri Al-Badi’iyah yang berdiri sejak tahun 1972. Sebagai istri dari seorang tokoh NU, Nafisah pun bergabung dengan organisasi ini. Pernah juga menjadi Ketua PC Muslimat NU yang berlokasi di Kabupaten Pati menjabat selama dua periode (1976-1987).

Selain menjadi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menetapkan dan mengumumkan kepengurusan masa khidmah 2022-2027, Dra Hj Nafisah juga pernah menjadi anggota DPR pada masa Orde Baru. Setelah itu menjabat sebagai anggota DPD RI periode 2004-2009. Meski memiliki pengalaman di dunia politik, Nafisah tidak melanjutkan karirnya. Setelah jabatannya sebagai DPD RI selesai, ia memilih kembali mendampingi suaminya mengurus pesantren dan masyarakat.

Demikianlah artikel tentang Biografi Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz , Pecinta Al-Qur’an, semoga bermanfaat terimakasih.

Daftar Tokoh Perempuan di Kepengurusan PBNU 2022-2027

  1. Hj Nafisah Sahal Mahfudz (mustasyar)
  2. Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid (mustasyar)
  3. Hj Machfudhoh Aly Ubaid (mustasyar)
  4. Hj Nafisah Ali Maksum (a’wan)
  5. Ny Hj Badriyah Fayumi (a’wan)
  6. Hj Ida Fatimah Zainal (a’wan)
  7. Hj Faizah Ali Sibromalisi (a’wan)
  8. Hj Masriyah Amva (a’wan)
  9. Hj Khofifah Indar Parawansa (tanfidziyah – ketua)
  10. Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid (tanfidziyah – ketua)
  11. Ai Rahmayanti (tanfidziyah – wakil sekretaris jenderal)
Pos Terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *