Niat Puasa Nisfu Syaban

Doa Iftitah: Doa Iftit Arab, Latin, Arti, dan Haditsnya

Diposting pada

Doa Iftitah adalah doa sunnah setelah Takbiratul Ihram yang dibaca umat Islam ketika salat rakaat pertama, berdasarkan hadits Abu Hurairah. Doa ini dikenal juga dengan nama doa istiftah, bukan termasuk rukun salat, namun sangat dianjurkan untuk melantunkannya.

Menurut Imam Hanafi, Syafi’i, dan Hambali, berbagai hadits meriwayatkan Rasullulloh membaca doa istiftah. Oleh karena itu sebaiknya doa ini tidak ditinggalkan dalam berbagai kondisi, baik oleh imam, makmum, juga orang yang salat sendirian.

Apabila makmum terlambat dan imam sudah membaca Al Fatihah, maka doa istiftah tidak perlu dibaca. Makmum masbuk tersebut bisa langsung membaca surah Alfatihah.

Baca Juga: Bacaan Doa Wudhu Lengkap Dengan Gambar

5 Ragam Doa Iftitah, Pastikan Riwayat Hadits Shahih!

Do’a istiftah yang umum dipakai di Indonesia dan tercetak dalam berbagai buku tuntunan salat merupakan doa Imam Syafi’i. Selain doa tersebut, terdapat beberapa doa yang dilantunkan Mazhab Imam Hanafi, Imam Hambali, juga doa istiftah lain yang lebih ringkas:

1. Mahzab Imam Hanafi

Mazhab Imam Hanafi adalah Mazhab yang didirikan Imam Abu Hanifah dengan nama lengkap Abu Hanifah bin Nu’man Tsabit Al-Taimi Al-Kufi.

Bacaan Do’a istiftah Imam Hanafi ini diriwayatkan oleh Aisyah RA dan Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah membacanya setiap shalat wajib. Doa istiftah berikut termasuk pendek sehingga mudah dihafalkan:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Subhaanaka Allaahumma wa bihamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaa jadduka wa laa ilaaha ghoyruka.

Artinya:

Maha suci Engkau ya Allah, aku memujiMu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. (HR. Tirmidzhi, No. 243)

Doa ini banyak diamalkan sahabat Nabi juga ulama karena singkat dan sangat tepat ketika mengimami jamaah dengan kondisi lemah. Misalnya anak-anak dan orang tua.

2. Mazhab Imam Hambali

Mazhab Imam Hambali adalah aliran fiqih hasil ijtihad Imam Ahmad bin Hanbal dengan sumber Al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah SAW.

Baca Juga:  Niat Wudhu Beserta Syarat Sah dan Tata Caranya

Doa istiftah ini merupakan yang paling shahih diantara doa lainnya, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah RA. Selian itu juga tertulis dalam Fathul Baari (2/183) oleh Ibnu Hajar, dan diamalkan salah satu organisasi Islam terbesar, Muhammadiyah.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam membaca doa berikut setiap salat fardhu:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ

Allahumma baa’id bainii wabaina khothooyaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khothooyaa kamaa yunaqqots-tsaubul abyadlu minad-danas. Allahummaghsil khothooyaaya bilmaa-i wats-tsalji walbarodi.

Artinya :

Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin. (HR. Bukhari, No. 182)

3. Mazhab Imam Syafi’i

Mazhab Imam Syafi’i adalah mazhab fikih Sunni oleh Abu Abdullah Muhammad bin Idris As Syafi’i, yang lebih dikenal Imam Syafi’i.

Doa istiftah ini merupakan doa yang biasa dibaca Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam baik dalam shalat fardhu atau shalat sunnah.

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا

اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ

لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Alloohu akbar Kabiroo Wal hamdu lillaahi Katsiiroo, Wa Subhaanalloohi Bukrotan Wa’asyiilaa. Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fathoros Samaawaati Wal Ardho Haniifan Musliman Wa maa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Syolaatii Wa Nusukii Wa Mahyaa ya Wa Mamaatii Lillaahi Robbil ‘Aalamiina. Laa Syariika lahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.

Artinya :

“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji hanya bagi Allah dengan pujian yang sangat banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang. Sungguh aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau tunduk, dan aku tidak termasuk dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sungguh salatku, ibadahku, hidupku matiku hanyalah untuk Allah Tuhan alam Semesta, yang tidak punya sekutu bagi-Nya. Dengan demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).” (HR. Muslim, No. 185)

Baca Juga:  Doa Sholat Hajat: Jumlah Rakaat, Niat, dan Syarat

4. Mazhab Imam Maliki

Mazhab Imam Maliki adalah mazhab yang didirikan Imam Malik bin Anas. Pengikut mazhab ini sebagian besar tinggal di kawasan Hijaz, Madinah, Arab Saudi.

Imam Maliki memiliki pendapat berbeda dengan 3 mazhab lainnya, hukum membaca do’a istiftah makruh (sesuatu yang dibenci dan sebaiknya ditinggalkan). Oleh karenanya mazhab Imam Maliki tidak membaca do’a istiftah ketika melakukan salat, sesudah Takbiratul Ihram langsung membaca Surah Al Fatihah.

Imam Maliki mendasarkan pandangannya pada hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik:

“Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar mengawali salat dengan Alhamdu lillaahi rabbil ‘alamiin” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Doa Iftitah Lainnya

Doa istiftah lainnya adalah doa-doa dalam berbagai riwayat hadits selain doa di atas. Doa istiftah pertama yaitu:

الله اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ ِكَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allahu akbar kabiiraa, walhamdu lillahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukrataw washiilaa.

Artinya:

“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan banyaknya. Dan Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang.”

Doa istiftah selanjutnya adalah,

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ

Alhamdu lillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiih

Artinya:

”Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan penuh berkah.”

Terakhir, doa istiftah berikut:

اللهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ , وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَا وَاتِ وَالْاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ , وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضِ وَمَنْ  فِيْهِنَّ , اَنْتَ الْحَقُّ , وَوَعْدُكَ الْحَقُّ , وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ , وَالْجَنَّةُ حَقُّ , وَالنَّارُ حَقُّ , وَالسَّا عَةُ حَقُّ

اللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ , وَبِكَ اَمَنْتُ , وَعَلَيْكَ تَوَ كَلْتُ , وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ , وَبِكَ خَاصَمْتُ . وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ . فَاغْفِرْ لِى مَا قَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ , وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ , اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ , اَنْتَ اِلَهِيْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ

Allahumma lakal hamdu anta nuurus samawaati wal ardhi waman fihinna, walakal hamdu anta qayyimus samawaati wal ardhi waman fihinna, walakal hamdu anta rabbus samawaati wal ardhi waman fihinna, antal haqqu, wa wa’dukal haqqu, waliqaukal haqqu, wal jannatu haqqu, wan naaru haqqu, was saa’atu haqqu, allahumma laka aslamtu, wabika amantu, wa ‘alaika tawakkaltu, wailaika anabtu, wabika khaashamtu, wailaika haakamtu, faghfirlii maa qaddamtu wamaa akhkhartu, wamaa asrartu wamaa a’lantu antal muqaddimu wa antal muakhkhir, anta ilaahii laa ilahaa illa anta.

Baca Juga:  Doa Sahur, Disunnahkan Rasulullah dan Keutamaan Makan Sahur

Artinya:

“Ya Allah, hanya milikMu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang disana. Hanya milikMu segala puji, Engkau yang mengatur langit dan bumi serta siapa saja yang ada disana. Hanya milikMu segala puji, Engkau pencipta langit dan bumi serta siapa saja yang ada disana.

Engkau Maha Benar, janjiMu benar, firmanMu benar, pertemuan denganMu benar, surga itu benar, neraka itu benar dan kiamat itu benar. Ya Allah hanya kepadaMu aku pasrah diri, hanya kepadaMu aku beriman, hanya kepadaMu aku bertawakal, hanya kepadaMu aku bertaubat, hanya dengan petunjukMu aku berdebat, hanya kepadaMu aku memohon keputusan, karena itu ampunilah aku atas dosa yang telah lewat dan akan datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

Engkau yang paling awal dan Engkau yang paling akhir. Engkau Tuhanku. Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.”

Dalam kitab Ibanatu Ahkam, doa istiftah pada hakikatnya merupakan ungkapan pujian atas kebesaran Allah SWT. Doa ini juga mengandung pengakuan betapa lemah dan lengahnya seorang manusia, hingga memerlukan pengampunan dan perlindungan-Nya.

Dengan membaca doa istiftah, seorang muslim berserah diri serta memohon petunjuk agar diberikan akhlak mulia dan dihindarkan dari akhlak buruk. Seorang Muslim bisa memilih salah satu doa di atas, atau hadits riwayat lainnya, jika memang terbukti shahih.

Oleh karenanya, jika menjumpai perbedaan dalam bacaan doa istiftah ini ketika praktik salat harian, tidak perlu lagi menimbulkan selisih pendapat. Cukup pastikan semua bersumber dari hadits Nabi, amalkan dengan harapan ibadah salat menjadi lebih terarah dan sempurna.

Baca Juga: Tata Cara Wudhu, Do’a Wudhu dan Urutannya

Akhir Kata

Sesuai dengan asal namanya, Fatah (pembukaan), Doa Iftitah adalah doa setelah Takbiratul Ihram dan sebelum surat Al Fatihah. Doa ini diamalkan oleh Rasullulloh, dan diriwayatkan dalam begitu banyak hadits, dengan ragam doa berbeda. Pelajari riwayatnya, amalkan jika shahih, seperti uraian di atas.

 

Referensi:

https://www.republika.co.id/berita/r0ax6n430/sembilan-bacaan-iftitah-yang-diriwayatkan-hadits-2

https://katadata.co.id/safrezi/berita/614951128cca2/bacaan-doa-iftitah-arti-dan-keistimewaannya

https://islamkita.co/doa-iftitah/

Pos Terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *