TOKOHWANITA.COM – Wanita bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh ini berprofesi sebagai psikolog keluarga. Ia dikenal luas atas kontribusinya di bidang sosial, khususnya pada multikulturalisme, demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) dan gerakan Muslim moderat di Indonesia.
Nyai. Hj. Alissa Wahid juga merupakan Direktur Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia (GNI), yang merangkul ribuan aktivis di seluruh Indonesia untuk mempromosikan dialog dan pemahaman antaragama, masyarakat aktif, demokrasi dan hak asasi manusia.
Menjadi SDGS
Pada 2019, Alissa Wahid diangkat oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai Duta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia (SDGS). Tugas ini masih dilakukan sampai sekarang. Ia juga aktif berpartisipasi dalam mendukung berbagai organisasi dan yayasan sosial lainnya, termasuk Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Sekretaris Jenderal Family Benefit Institute.
Gelar Nyai. Hj. Alissa Wahid
Alissa Wahid meraih gelar sarjana dan magister psikologi dari Universitas Gadjah Mada. Dia berfokus pada psikologi keluarga, anak-anak, dan wanita. Tadi kita sudah bahas tentang Biografi Nyai. Hj. Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi, Putri Gus Dur.
Karir Nyai. Hj. Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi, Putri Gus Dur
Biografi Nyai. Hj. Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi, Putri Gus Dur yang Masuk ke Dalam Jajaran Tanfidziyah PBNU – Putri sulung Gus Dur ini memiliki ketertarikan pada isu kebhinekaan, pendidikan dan kemanusiaan. Pada tahun 1991-1996, Alissa aktif sebagai manajer dalam sebuah proyek sosial bernama Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia yang berfokus pada pengembangan diri remaja dan kesehatan reproduksi di berbagai sekolah menengah di Yogyakarta.
Nyai Alissa dan Kesetaraan Gender
Ia juga berperan aktif dalam diskusi-diskusi tentang isu kesetaraan gender pada tahun 1997-2001. Alissa juga menjadi Manajer Program Pendidikan di Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak. Pada bulan April tahun 2003, Nyai. Hj. Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi sudah mendirikan sebuah lembaga pendidikan di kuhususkan untuk anak usia dini bernama “Fastrack Funschool” di Yogyakarta.
Sekolah ini fokus membangun fondasi yang kuat bagi anak-anak dan membekali mereka dengan kecakapan hidup untuk tumbuh menjadi dewasa yang dewasa, dinamis, adaptif, mandiri, kreatif, berwawasan luas yang memiliki nilai-nilai etika yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Tidak hanya itu, Alissa juga pernah mewakili forum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang disingkat (PBB) yaitu Faith-Based Organization’s Global Forum on Faith & Reproductive Health di New York.
Nyai Alisa Menjadi Fasilitator
Biografi Nyai. Hj. Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi, Putri Gus Dur yang Masuk ke Dalam Jajaran Tanfidziyah PBNU -Ia juga menjadi fasilitator pada tahun 2015 di Pelatihan Internasional tentang Kemitraan Strategis antara Pemerintah dan Pemimpin Umat Islam tentang Masalah Kependudukan & Keluarga Berencana. Dia juga telah memenangkan Penghargaan Shine On (2015), Kepemimpinan Wanita Global 2015 oleh Esienhower Fellowship.
Penghargaan lain yang telah diperoleh adalah Marketeer’s 2016 Women Award, International Fellow oleh King Abdullah bin Abdulaziz International Center for Interreligious and Intercultural Dialoque (KAICIID) pada 2016. Alissa juga meraih Alumni Awards 2019 untuk kategori alumni muda berprestasi.
Putri Presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yang diangkat sebagai Ketua Pengurus Besar Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengumumkan susunan lengkap PBNU periode khidmat 2022-2027 di Gedung PBNU.
Alissa Wahid mengatakan masuknya perempuan dalam jajaran kepengurusan PBNU merupakan terobosan yang sangat penting dalam perjalanan NU. Selama ini tokoh-tokoh perempuan NU tidak hanya mengurus kiai tetapi juga pesantren-pesantren serta pengajian dan kegiatan di ruang publik yang juga diurus oleh Bu Nyai. Saya yakin amanah ini bukan hanya untuk diri saya sendiri, ini menjadi pintu gerbang bagi perempuan NU untuk memperluas kekhidmatan sebagaimana visi KHMiftahul Akhyar dan Gus Yahya,” kata Alissa Wahid.
Terkait Prmasalahan Hijab Yang Di Kenakan
Biografi Nyai. Hj. Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi, Putri Gus Dur yang Masuk ke Dalam Jajaran Tanfidziyah PBNU -Sudah lama putri-putri presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mengenakan hijab dengan gaya yang khas. Mereka memilih selendang untuk dijadikan penutup kepala. Gaya berhijab ini juga dipopulerkan oleh tokoh Islam wanita seperti Benazir Bhutto yang juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Pakistan.
Gaya Mengenakan Hijab Nyai. Alissa Wahid
Namun menurut Alissa Wahid, anak pertama Gus Dur, gaya hijab ini sudah turun temurun dari nenek dan ibunya. Tak jarang gaya hijab Alissa mendapat komentar tak sedap. Banyak yang menganggap hijab tidak islami karena rambut dan lehernya masih terlihat. Namun, menurut dia, ini hanya masalah persepsi. Alissa Wahid mengatakan bahwa saat ini banyak sekali penafsiran tentang hijab.
“Kami melihatnya begini, orang bisa mengklaim bahwa hanya apa yang mereka yakini benar, jadi mereka pikir orang lain salah, hanya mereka yang benar. Dalam konteks hijab, saya pikir ini lebih berbahaya. Bahkan, Kiai Haji Hasyim Asyari yang dianggap kiai berpengaruh, jilbab istrinya juga seperti ini dan sebelumnya tidak masalah. Padahal, istri ulama tidak masalah memakai jilbab seperti ini,” kata Alissa Wahid.
Menurutnya, saat ini banyak klaim kebenaran bahwa jilbab hanya ada satu jenis. Sedangkan hijab sendiri memiliki berbagai interpretasi dan menunjukkan spektrum. Bahwa tidak hanya model hijab tertentu yang harus diikuti.
Foto Nyai Alissa Wahid
Demikianlah artikel tentang Biografi Nyai. Hj. Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi, Putri Gus Dur yang Masuk ke Dalam Jajaran Tanfidziyah PBNU, semoga bermanfaat.
Kunjungi indogomouse.net