Tahiyat awal adalah gerakan sholat di akhir rakaat kedua. Gerakan tahiyat (tasyahud) awal ini termasuk sunnah ab’adh, yaitu sunnah yang wajib dilakukan. Apabila terlupa maka harus melakukan sujud sahwi (gerakan sujud dua kali setelah tahiyat akhir dan sebelum salam).
Untuk dapat menunaikan sholat dengan benar, setiap Muslim/ah wajib mengetahui rukunnya, yaitu rukun fi’li (perbuatan) dan rukun qauli (ucapan). Contoh rukun qauli yaitu bacaan takbiratul ihram, Surat al-Fatihah, bacaan tasyahud awal, sholawat Nabi pada tasyahud akhir, dan salam.
5 Gerakan Tahiyat Awal Yang Harus Ditunaikan, Jika Terlupa, Lakukan Sujud Sahwi
Tasyahud awal dilakukan setelah sujud terakhir rakaat kedua salat, pada sholat dengan jumlah rakaat lebih dari dua. Berikut tata cara melakukannya:
1. Duduk Iftirasy
Duduk iftirasy adalah posisi duduk dengan menegakkan telapak kaki kanan, membentangkan kaki kiri. Telapak kaki kiri dijadikan tumpuan tubuh (diduduki sehingga posisi pantat kiri tidak menyentuh lantai). Posisi ini berdasarkan hadits Waa’il bin Hujr RA,
رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِيْنَ جَلَسَ فِيْ الصَّلاَةِ افْتَرَشَ رِجْلَهُ اْليُسْرَى وَنَصَبَ رِجْلَهُ اْليُمْنَى.
Artinya:
“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika duduk dalam shalat, beliau duduk iftirosy dengan menghamparkan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya.”
2. Posisi Tangan
Posisi tangan adalah cara meletakkan telapak tangan ketika duduk tasyahud awal. Letakkan telapak tangan membentang masing-masing di atas paha (ujung) atau lututnya, sementara posisi siku sejajar dan diletakkan di atas paha. Seperti yang diriwayatkan Abdullah bin Umar RA,
كان إذا جلَس في الصلاةِ، وضَع كفَّه اليُمنى على فخِذِه اليُمنى. وقبَض أصابعَه كلَّها. وأشار بإصبَعِه التي تلي الإبهامَ. ووضَع كفَّه اليُسرى على فخِذِه اليُسرى
Artinya:
“Jika Nabi Shallallahu ’alaihi Wa sallam duduk (tasyahud), beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas pahanya yang kanan. Kemudian menggenggam semua jari tangan kanannya, kemudian berisyarat (menunjuk) dengan jari yang ada di sebelah jari jempol (jari telunjuk). Dan beliau meletakkan tangan kirinya di atas paha kiri.”
3. Bacaan Tasyahud Awal
Bacaan tasyahud awal adalah salah satu rukun qauli yang wajib dilakukan, meski tidak termasuk dalam rukun sholat.
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu’alaina wa’alaa ibaadillaahishaalihiin.
Artinya:
“Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah. Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang sholeh.”
4. Membaca Syahadat
Membaca syahadat adalah rukun qauli selanjutnya setelah membaca tasyahud awal di atas. Genggam jemari tangan kanan, tapi biarkan telunjuk tegak dan ucapkan,
أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammad Rasuulullaah.
Artinya:
“Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”
5. Melakukan Rakaat Ketiga
Melakukan rakaat ketiga adalah kembali berdiri dengan mengucapkan takbir lalu membaca Surat Al Fatihah. Selanjutnya kembali melakukan gerakan seperti pada rakaat sebelumnya.
Apabila gerakan tasyahud awal terlupa, maka wajib melakukan sujud sahwi setelah tasyahud akhir atau setelah salam. Ucapkan takbir (dalam posisi duduk) lalu sujud. Letakkan dahi, hidung, juga kedua telapak tangan kanan dan kiri di samping kepala (sejajar dengan bahu), menempel pada sajadah.
Angkat lengan agar tidak menempel ke sajadah, buka lengan atas, jauhkan dari badan, dan luruskan punggung. Selanjutnya tekuk dan tempelkan lutut ke sajadah, jauhkan paha dari perut, rapatkan tumit, lalu tekuk jari-jari kaki ke arah kiblat.
Setelah itu baca doa sujud seperti biasa,
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhana rabbiyal a’la wabihamdih
Artinya:
Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya.
Ucapkan takbir dan kembali sujud, lalu akhiri dengan salam. Tata cara sujud sahwi ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Abu Hurairah dalam hadits berikut:
“Beliau (Nabi) shalat dua rakaat kemudian memberi salam kemudian bertakbir lalu sujud seperti sujud biasa atau lebih lama. Kemudian beliau mengangkat kepalanya lalu bertakbir kemudian meletakkan kepalanya lalu bertakbir lalu sujud seperti sujudnya yang biasa atau lebih panjang. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan bertakbir.” (HR.Imam Bukhari, Muslim dan Abu Hurairah).
Sementara untuk bacaan sujud sahwi, beberapa doa sering diucapkan dan diajarkan, namun tidak ada dalil atau hadits yang shahih. Oleh karena itu, sebaiknya tetap membaca bacaan sujud ketika sholat fardhu seperti di atas.
Selain terlupanya gerakan tasyahud awal seperti pembahasan sebelumnya, sujud sahwi wajib dilakukan jika melakukan beberapa hal lainnya. Contohnya, lupa jumlah rakaat sholat, maka ambil rakaat paling sedikit, selesaikan sholat, lalu tunaikan sujud sahwi.
Begitu pula apabila merasa rakaat yang dikerjakan kurang atau bahkan berlebih dari yang seharusnya. Setelah ingat, maka selesaikan sholat terlebih dahulu, baru lakukan sujud sahwi. Apabila ingatnya setelah selesai sholat (selesai mengucapkan salam), maka langsung takbir (dalam keadaan duduk) dan tunaikan sujud sahwi.
Gerakan ini dinamakan sujud sahwi, dimana kata sahwi sendiri artinya lupa, maka sujud ini dilakukan ketika lupa gerakan sholat. Oleh karena itu ditunaikan sujud sahwi untuk menutup kekurangan tersebut.
Akhir Kata
Tahiyat awal adalah gerakan sholat setelah sujud kedua pada rakaat kedua, lalu duduk iftirasy dan membaca doa tasyahud. Setelah itu kembali berdiri dan melakukan rakaat sholat berikutnya.
Sumber Referensi
https://m.merdeka.com/trending/bacaan-tahiyat-awal-dan-akhir-lengkap-dengan-cara-arti-hingga-tujuan-sholat-kln.html
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220524153205-289-800602/beda-bacaan-tahiyat-awal-dan-akhir-salat-sesuai-tuntunan-rasul
https://www.orami.co.id/magazine/duduk-tawarruk-dan-iftirasy
https://islam.nu.or.id/shalat/fiqih-shalat-belum-tahiyat-awal-tapi-terlanjur-berdiri-bagaimana-hukumnya-yTuhX
https://bekalislam.firanda.com/2923-tasyahud-dan-duduk-tasyahud-awal.html